PENERIMAAN
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Bojonegoro berhasil membukukan realisasi penerimaan sebesar Rp1,89 triliun atau 54,44?ri target tahunan 2025. Capaian ini juga telah melampaui target trajectory hingga Juni 2025 sebesar 140,37%, mencerminkan kinerja impresif KPPBC Bojonegoro di tengah berbagai tantangan ekonomi dan perdagangan. Pertumbuhan penerimaan tersebut didorong oleh peningkatan yang signifikan di sektor bea masuk dan cukai.
Penerimaan bea masuk tercatat tumbuh 45,13% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau sebesar Rp242,1 juta, didorong oleh peningkatan pengeluaran barang dari kawasan berikat (KB) ke tempat lain dalam daerah pabean (TLDDP), terutama dari perusahaan PT Kirana Food International. Adapun penerimaan bea masuk di Bojonegoro sepenuhnya berasal dari dokumen BC 2.3, mengingat importasi menggunakan tarif 0% atau skema Free Trade Agreement (FTA) sehingga nihil penerimaan dari dokumen BC 2.0. Adapun penerimaan bea keluar masih nihil, disebabkan tidak adanya komoditas ekspor dari wilayah pengawasan KPPBC Bojonegoro yang dikenakan bea keluar hingga periode ini. Sementara itu, penerimaan cukai mencapai Rp1,89 triliun atau 54,43?ri target, mengalami pertumbuhan 20,04% yoy. Kontributor utama pertumbuhan ini berasal dari meningkatnya produksi hasil tembakau (HT) yang tercermin dari lonjakan permintaan pita cukai (CK-1), terutama dari tiga pabrik utama yaitu PT HM Sampoerna, PT Putra Jaya Sakti Perkasa, dan PT Gelora Djaja. Melihat tren pertumbuhan dan aktivitas industri yang stabil, proyeksi penerimaan KPPBC Bojonegoro hingga Agustus 2025 diperkirakan akan mencapai Rp2,44 triliun atau 70,25?ri target tahunan. Secara rinci, bea masuk diproyeksikan bertambah sebesar Rp45,38 miliar dalam dua bulan ke depan, sementara penerimaan cukai diproyeksikan meningkat sebesar Rp548,77 miliar. Kenaikan tersebut berasal dari piutang jatuh tempo serta tren pemesanan pita cukai secara tunai yang relatif stabil selama tiga bulan terakhir. Proyeksi pada bulan Juli dan Agustus masing-masing menunjukkan kontribusi signifikan dari pengeluaran barang KB oleh PT Kirana Food International, serta realisasi pembayaran cukai dari hasil tembakau. Juli diperkirakan memberikan tambahan penerimaan sebesar Rp256,1 miliar, dan Agustus sebesar Rp292,7 miliar.
KPPBC TMP C Bojonegoro akan terus menjaga dan memperkuat kinerja penerimaan melalui peningkatan pelayanan dan pengawasan. Dengan capaian hingga pertengahan tahun yang melampaui ekspektasi, KPPBC Bojonegoro menunjukkan peran strategisnya tidak hanya sebagai penjaga penerimaan negara, tetapi juga sebagai mitra industri dan penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.