06 Juli 2025
Pesona Batik Banten, Produk UMKM Bernilai Sejarah Pendongkrak Penerimaan Daerah

Pesona Batik Banten, Produk UMKM Bernilai Sejarah Pendongkrak Penerimaan Daerah

PENERIMAAN

Tangerang, 12-11-2020 – Pemerintah melakukan berbagai upaya penanggulan untuk meredam dampak pandemi Covid-19 di berbagai sektor, termasuk ekonomi. Pembatasan aktivitas keseharian masyakarat berpengaruh pada pola konsumsi dan aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian. Untuk itu, pemerintah berperan aktif dalam menggerakkan kembali perputaran uang, salah satunya ialah mendukung para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Seperti yang dilakukan Bea Cukai Soekarno Hatta yang menggali potensi industri berorientasi ekspor, yaitu melalui sosialisasi, pembinaan, dan asistensi kepada para pelaku usaha dalam negeri, dan menjadi mediator pelaku usaha dengan kementerian/lembaga terkait untuk permasalahan ekspor.

“Untuk mendukung program pemerintah dalam mendorong pengembangan UMKM sebagai penggerak ekonomi rakyat yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kami melakukan kunjungan dan asistensi ekspor ke para pelaku UMKM, seperti yang terlaksana pada tanggal 26 Oktober 2020 lalu. Kami mengunjungi Griya Batik Banten, UMKM lokal yang berada di wilayah Serang, Banten,” jelas Kepala Kantor Bea Cukai Seokarno Hatta, Finari Manan, Kamis (12/11).

Dalam kunjungan tersebut, Finari mengatakan bahwa ia mengajak serta tim ekspor UKM dan Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi Kanwil Ditjen. Kekayaan Negara Banten untuk menilik pesona batik Banten. “Lewat kunjungan itu kami jadi tahu bahwa Griya Batik dikembangkan putra daerah asli Banten bernama Uke Kurniawan, seorang pensiunan pegawai negeri sipil Departemen Pekerjaan Umum. Kisahnya berawal dari keterlibatan dalam berbagai kajian pemanfaatan ragam hias khas daerah pada gaya arsitektur dan budaya di masa lalu. Dengan keuletannya, lahirlah beragam motif batik khas Banten yang merujuk pada jejak arsitektur dan benda-benda sejarah peninggalan Kesultanan Banten. Kelebihan Batik Banten ialah setiap motif disertai dengan filosofinya. Filosofi tersebut didapat Uke dari hasil kerja sama dengan para arkeolog dan sejarawan,” jelasnya.

Ia melanjutkan, “Batik adalah ciri khas budaya Indonesia, apalagi kita sedang berusaha mendongkrak ekonomi nasional dengan membeli produk lokal. Ekonomi sedang terpuruk, tetapi tidak ada salahnya kita saling bahu-membahu menghadapi keadaan seperti ini dengan mencintai produk di negeri sendiri,” ujar Finari yang juga berkesempatan berkeliling melihat proses produksi batik Banten dengan menggunakan canting cap, yaitu alat yang menyerupai bentuk stempel dengan bahan yang terbuat dari tembaga dan ukuran relatif besar.

 

Sejak munculnya virus Covid-19, berbagai upaya penanggulan dilakukan pemerintah untuk meredam dampak dari pandemi ini di berbagai sektor. Tak hanya sektor kesehatan, sektor ekobomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi ini. Pembatasan aktivitas keseharian masyakarat berpengaruh pada pola konsumsi dan aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian.

Dibutuhkan peran aktif pemerintah, dalam menggerakkan kembali perputaran uang, seperti halnya yang dilakukan Kepala Kantor Bea Cukai Seokarno-Hatta Finari Manan, yang mengunjungi Griya Batik Banten Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Lokal yang berada di wilayah Serang, Banten, pada hari Senin 26 Oktober 2020.

Kunjungan kerja kali ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam mendorong pengembangan UMKM sebagai penggerak ekonomi rakyat yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Finari Manan yang didampingi oleh Kepala Bidang Kepatuhan Internal dan Layanan Informasi Irwan Djuhais yang juga tergabung dalam Tim Ekspor UMKM, serta Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi Kanwil DJKN Banten, disambut hangat oleh pemilik butik ini. Kedua pihak saling bertukar pesan mengenai dukungan pemerintah dalam mendorong ekspor produk UMKM.

Sekilas tentang Griya Batik Banten, Griya Batik ini dikembangkan putra daerah asli Banten bernama Uke Kurniawan, seorang pensiunan PNS yang kala itu bernama Departemen Pekerjaan Umum. Kisahnya berawal dari keterlibatan dalam berbagai kajian pemanfaatan ragam hias khas daerah pada gaya arsitektur dan budaya di masa lalu. Dengan keuletannya, lahirlah beragam motif batik khas Banten yang merujuk pada jejak arsitektur dan benda-benda sejarah peninggalan Kesultanan Banten. Kelebihan Batik Banten, setiap motif disertai dengan filosofinya. Filosofi tersebut didapat Uke dari hasil kerjasama dengan para arkeolog dan sejarawan.

“Batik ini adalah ciri khas budaya Indonesia, apalagi kita sedang berusaha mendongkrak ekonomi nasional dengan membeli produk lokal,” ujar Finari Manan

Rombongan juga diajak berkeliling melihat proses produksi Batik Banten dengan menggunakan canting cap, yaitu alat yang menyerupai bentuk stempel dengan bahan yang terbuat dari tembaga dan ukuran relatif besar.

.

Ekonomi sedang terpuruk, namun tidak ada salahnya kita saling bahu-membahu menghadapi keadaan seperti ini dengan mencintai produk di negeri sendiri.

.

#beacukaimakinbaik #beacukaisoekarnohatta #bcsoetta #bcsh #umkm #PEN #pemulihanekonominasional #batikbanten