LAIN-LAIN
Bea Cukai Lhokseumawe menggelar “Ngobrol Asik: Stakeholder dan BC Lhokseumawe Satu Frekuensi” sebagai forum silaturahmi virtual untuk memperkuat integritas dan sinergi bersama pengguna jasa, sekaligus menegaskan komitmen Bea Cukai dalam membangun pelayanan publik yang transparan, akuntabel, dan bebas korupsi.
Lhokseumawe, 17 Juni 2025* — Komitmen dalam membangun pelayanan yang bersih dan akuntabel kembali ditunjukkan Bea Cukai Lhokseumawe melalui kegiatan bertajuk “Ngobrol Asik: Stakeholder dan BC Lhokseumawe Satu Frekuensi” yang digelar secara virtual. Kegiatan ini menjadi ruang silaturahmi yang produktif antara Bea Cukai dengan para stakeholder dan pengguna jasa, sekaligus sarana memperkuat budaya integritas dalam pelayanan publik. Kepala Kantor Bea Cukai Lhokseumawe, Agus Siswadi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pendekatan yang lebih humanis untuk menciptakan hubungan kerja yang harmonis dan partisipatif. Ia menegaskan bahwa diskusi ini dirancang bukan sekadar ajang tukar pendapat, tetapi menjadi bagian dari proses membangun kepercayaan antara institusi dengan para mitra pengguna jasa. Menurutnya, komunikasi yang terbuka dan setara adalah kunci untuk menciptakan pelayanan publik yang benar-benar responsif dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Melalui ruang dialog yang santai namun bermakna, Agus berharap semua pihak merasa lebih leluasa untuk menyampaikan pandangan, kritik, maupun masukan konstruktif demi perbaikan berkelanjutan. Dalam diskusi yang berlangsung interaktif tersebut, sejumlah topik penting menjadi sorotan utama, seperti upaya pencegahan gratifikasi, pemahaman tentang Whistleblowing System (WBS), hingga mekanisme perlindungan bagi pelapor pelanggaran. Ketiga isu ini dinilai sangat relevan dalam memperkuat fondasi integritas dan profesionalisme di lingkungan pelayanan publik. Agus juga menekankan bahwa budaya antikorupsi tidak bisa ditegakkan secara sepihak oleh instansi pemerintah saja, melainkan membutuhkan sinergi aktif dan partisipatif dari seluruh pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa semangat satu frekuensi dalam integritas bukan sekadar jargon, melainkan wujud komitmen kolektif untuk membangun tata kelola yang lebih transparan dan bertanggung jawab. Ia menambahkan bahwa ketika seluruh pihak menyadari perannya masing-masing dalam menciptakan sistem yang bersih, maka kepercayaan publik akan meningkat secara alami. Kegiatan ini, menurutnya, juga merupakan bagian dari upaya memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik, khususnya dalam lingkungan pelayanan kepabeanan dan cukai yang memiliki tantangan tersendiri. Kegiatan “Ngobrol Asik” ini disambut antusias oleh para peserta yang berasal dari pengguna jasa dan pemangku kepentingan di lingkungan Bea Cukai Lhokseumawe. Mereka menyampaikan apresiasi atas keterbukaan Bea Cukai Lhokseumawe dalam membuka ruang dialog seperti ini, yang dinilai mampu memperkuat jalinan sinergi dan membangun rasa saling percaya antara regulator dan pengguna jasa. Sebagai penutup, Agus Siswadi menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan partisipasi seluruh peserta yang telah menyempatkan waktu dalam kegiatan ini. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkala sebagai bagian dari penguatan hubungan kelembagaan yang sehat dan profesional. Ia juga mengajak seluruh elemen untuk terus menjaga integritas dalam setiap proses kerja, karena menurutnya, pelayanan yang bersih adalah fondasi utama dari kepercayaan masyarakat. Dengan berlangsungnya kegiatan ini, Bea Cukai Lhokseumawe kembali menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan pelayanan yang tidak hanya cepat dan tepat, tetapi juga bersandar pada nilai-nilai kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab moral. Melalui pendekatan yang inklusif dan partisipatif seperti ini, Bea Cukai Lhokseumawe berharap dapat terus tumbuh sebagai institusi yang bersih, terpercaya, dan melayani sepenuh hati.