FASILITAS
Bea Cukai Berikan Pembekalan kepada Pelaku Usaha Lokal untuk Menembus Pasar Global
Jakarta, 09-09-2025 – Dukung pengembangan ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bea Cukai menggelar sosialisasi dan pendampingan kepada pelaku UMKM yang berpotensi menembus pasar global. Kali ini, kegiatan dilaksanakan oleh Bea Cukai Kudus dan Bea Cukai Cilacap di wilayah kerja masing-masing.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku usaha lokal agar dapat memanfaatkan peluang ekspor sekaligus meningkatkan daya saing produk daerah,” ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo.
Bea Cukai Kudus bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jepara menggelar sosialisasi mengenai syarat, ketentuan, dan dasar hukum ekspor barang bagi para pelaku UMKM yang dilaksanakan di Gedung Shima Jepara pada Senin (01/09).
Dalam kesempatan tersebut, Budi Santoso selaku perwakilan Bea Cukai Kudus menjelaskan bahwa ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean yang wajib mengikuti ketentuan kepabeanan. “Setiap barang yang diekspor harus diberitahukan melalui pemberitahuan pabean. Ada pula komoditas tertentu yang dikenai bea keluar untuk menjaga ketersediaan dalam negeri dan melindungi sumber daya alam,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya memahami aturan larangan dan pembatasan ekspor agar UMKM terhindar dari sanksi.
Sementara itu, Bea Cukai Cilacap mengunjungi dan memberikan asistensi kepada PT Agrominafiber Java Indonesia pada Kamis (04/09) yang berlokasi di Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Perusahaan ini merupakan produsen kerajinan berbasis serat alam, seperti pelepah pisang dan pandan.
Novita Hermawan selaku Co-Founder PT Agrominafiber Java Indonesia mengungkapkan bahwa perusahaan ini tidak hanya fokus pada keuntungan semata, tetapi juga menjalankan konsep social enterprises dengan memberdayakan masyarakat lokal dalam penyediaan bahan baku dan produksi barang jadi.
"Kami adalah usaha yang bergerak di social enterprises di mana usaha kita tidak hanya mencari profit, tetapi kita juga peduli terhadap sosial dan lingkungan, terutama dalam pemberdayaan masyarakat,” ujar Novita.
Novita juga menyampaikan apresiasinya kepada Bea Cukai Cilacap atas asistensi yang diberikan. “Pada proses ekspor FCL (full container load) ini kami dibantu oleh Tim Klinik Ekpor Bea Cukai Cilacap terutama pada akses audiensi. Kami di-coaching untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses ekspor dan dikawal sampai akhirnya kita bisa ekspor secara mandiri," ungkapnya.
Selain itu, Bea Cukai Cilacap juga turut mendukung pengembangan ekspor UMKM dengan menjadi narasumber dalam kegiatan Webinar Ekspor 2025 yang diselenggarakan oleh Abang Express pada 26-27 Agustus 2025. Webinar ini terbuka untuk umum, terutama bagi UMKM di Kabupaten Kebumen dan sekitarnya yang berpotensi memasuki pasar internasional.
Webinar dilaksanakan selama dua hari dengan fokus pada dua negara tujuan ekspor, yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam. Dalam webinar tersebut, Bea Cukai Cilacap menyampaikan materi Klinik Ekspor, fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor untuk Industri Kecil Menengah (KITE IKM), serta proses bisnis ekspor.
“Kami membantu UMKM mengatasi kendala kapasitas dengan menghubungkan mereka dengan UMKM lain yang memiliki produk sejenis dan kualitas setara. Dengan begitu, mereka bisa memenuhi permintaan ekspor dalam jumlah besar," ujar Iwan Yustiadianto, Pemeriksa Bea Cukai Pertama, selaku narasumber kegiatan.
Dengan pemberian sosialisasi dan pendampingan intensif seperti ini, diharapkan semakin banyak UMKM Indonesia yang mampu mengembangkan sayap bisnisnya ke pasar internasional, meningkatkan devisa negara, serta memperkenalkan produk lokal Indonesia yang berkualitas ke kancah global.
Kantor Bea dan Cukai Cilacap turut mendukung pengembangan ekspor UMKM dengan menjadi narasumber dalam Webinar Ekspor 2025 yang diselenggarakan oleh Abang Express pada 26-27 Agustus 2025. Webinar ini terbuka untuk umum, terutama bagi UMKM di Kabupaten Kebumen dan sekitarnya yang berpotensi memasuki pasar internasional.
Webinar dilaksanakan selama dua hari dengan fokus pada dua negara tujuan ekspor. Hari pertama membahas potensi ekspor ke Malaysia dengan narasumber Iwan Yustiadianto dari Bea Cukai Cilacap, perwakilan Pemkab Kebumen, dan Rizal Noor dari KJRI Johor Bahru. Hari kedua mengangkat tema ekspor ke Brunei Darussalam dengan pembicara Muhamad Ali dari Bea Cukai Cilacap, perwakilan Pemkab Kebumen, dan Timbul Situmorang dari KJRI Bandar Seri Begawan. Dalam webinar tersebut, Bea Cukai Cilacap menyampaikan materi klinik ekspor, fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor untuk Industri Kecil Menengah (KITE IKM), serta proses bisnis ekspor. Peran Bea Cukai dalam mendukung UMKM untuk menembus pasar internasional mencakup pendampingan perizinan, koordinasi pembiayaan dengan lembaga keuangan, asistensi fasilitas dan prosedur ekspor, standarisasi produk, hingga membangun jaringan usaha antar UMKM. "Kami membantu UMKM mengatasi kendala kapasitas dengan menghubungkan mereka dengan UMKM lain yang memiliki produk sejenis dan kualitas setara. Dengan begitu, mereka bisa memenuhi permintaan ekspor dalam jumlah besar," jelas Iwan.
Kabupaten Kebumen dikenal memiliki banyak UMKM dengan potensi besar untuk memasuki pasar global. Webinar ini merupakan bagian dari upaya mendorong produk-produk UMKM Kebumen agar tidak hanya dikenal di pasar lokal, tetapi juga bisa mendunia dengan memperhatikan aspek kualitas, kontinuitas, dan kuantitas. Selain webinar dengan Abang Express, Bea Cukai Cilacap juga telah beberapa kali menyelenggarakan kegiatan serupa dengan melibatkan atase perdagangan dari berbagai negara, termasuk Australia, sebagai bagian dari komitmen mendukung ekspor UMKM.